LAPORAN
PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMERIKSAAN
MALARIA DAN SEL DARAH
AYU
PERTIWI
P27833112026
NON
REGULER / B
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI
DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2013
PEMERIKSAAN
MALARIA DAN SEL DARAH
Ø Lokasi
Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya
Ø Waktu
Praktikum
Pemeriksaan Malaria dan Sel Darah dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013.
Ø Tujuan
Mahasiswa
bisa membuat hapusan darah dengan baik dan benar serta mengidentifikasi bentuk
dari komposisi yang ada dalam darah tersebut.
Ø Dasar Teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk
hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa
Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah
(atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam
peredaran oksigen. Oksigen
pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang
menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut
zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada
hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah
terkandunghemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah
karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan
protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan
bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga, dan
digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi
menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru,
atau kuning oranye).
a. Eritrosit
b. Neutrofil
c. Eosinofil
d. Limfosit
Darah manusia
Darah manusia adalah cairan di dalam
tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem
imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara
merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia
memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan
disirkulasikan oleh jantung.
Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui
pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta.
Darah membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah juga mengangkut bahan bahan
sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk
diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi Darah
Darah terdiri
daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka
ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah.
Korpuskula darah
terdiri dari:
Eritrosit tidak
mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak
dianggap sebagai sel dari segi
biologi.
Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/
bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).
Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk
dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
(Ikatan Terapis Bekam Indonesia)Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
Bentuk dan sifat leukosit berlainan
dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat
bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki
palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya
dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
·
Limposit, macam leukosit yang
dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan
kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar,
banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang
masuk ke dalam jarigan tubuh.
·
Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum
merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%.
Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang,
warnanya lembayung muda.
b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
- Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
- Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
- Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui.
Leukosit
bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki
bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan
orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau
plasma terdiri atas:
3.
Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan
zat besi,nitrogen, dll)
·
bahan
pembeku darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat
badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah
merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi
bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.
Demikian juga
dengan darah Hewan, juga mengandung:air, protein ((Albumin, globulin,
protrombin dan fibrinogen),mineral (natrium
klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium
dan zat besi,nitrogen, dll).
Kesehatan
Luka
bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit
menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat
dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ
dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
Hemofilia merupakan kelainan genetik yang
menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat
membahayakan nyawa.
Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh
pembentuk sel darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada
pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih meningkat
dan kemudian memakan sel darah merah yang normal.
Pendarahan hebat, baik karena
kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi), dan juga penyakit darah seperti anemia dan thalassemia, yang memerlukan transfusi
darah. Beberapa negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk
transfusi darah. Penerima darah perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang.
Darah
juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu
contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang
mengandung virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif
dapat menular pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan
darah, sperma, atau cairan
tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi
melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau ancaman biologis. Dalam berbagai
kepentingan diagnosis penyakit, tekanan
darah memiliki peranan yang
amat penting.
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang banyak diserita
oleh penduduk yang tinggal di wilayah tropis seperti Indonesi. Di Indonesia,
penyakit malaria bersifat endemis karena selalu menjangkiti beberapa orang pada
suatu daerah. Penyakit ini sudah lama diderita oleh banyak masyarakat yang
tinggal di daerah pantai, persawahan, perkebunan, serta hutan. Penyakit malaria
disebabkan oleh plasmodium.
Plasmodium
ialah parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a. Plasmodium vivax : yang menyebabkan
malaria tertiana benigna.
b.
Plasmodium ovale : yang menyebabkan
malaria tertiana benigna
c.
Plasmodium malariae : yang
menyebabkan malaria quartana
d.Plasmodium falciparum: yang menyebabkan
malaria tertiana maligna yang berat, Progresif
dan biasanya fatal.
# GEJALA PENYAKIT MALARIA
·
Dimulai dengan rasa dingin dan
sering sakit kepala. Biasanya penderita penyakit malaria akan menggigil atau
gemetar selama 15 menit sampai 1 jam
·
Kemudian diikuti dengan demam,
bahkan sering mencapai suhu 40 derajat celcius atau lebih. Demam akan mereda
setelah beberapa jam.
·
Badan terasa lemah, kulit akan
berubah menjadi kemerahan dan selama tidur sering mengigau.
·
Setelah semua fase diatas
dilampaui, penderita mulai berkeringat dan suhu tubuhnya menurun
·
Kemudian tubuh merasa lemah
namun keadaannya tidak mengkhawatirkan.
# MENCEGAH PENYAKIT MALARIA
·
Usahakan untuk menghindari
gigitan nyamuk. Bisa dengan cara menggunakan kelambu / obat nyamuk
·
Bila tinggal di daerah endemis
malaria, usahakan untuk mendapatkan pengobatan pencegahan secara berkala. Ini
bisa dilakukan dengan menggunakan obat modern maupun obat tradisional
·
Menjaga kebersihan lingkungan
supaya nyamuk tidak bersarang di sekitar kita dengan cara membersihkan ruang
tidur, semak-semak, air yang tergenang, kandang ternak, dll
·
Memperbanyak julah ternak (bisa
berupa sapi, kerbau, kambing, kelinci dll) dan menempatkan ternak - ternak
tersebut di luar rumah dekat dengan tempat nyamuk bertelur
·
Memelihara ikan pada air yang
tergenang atau bisa juga dengan cara memberikan sedikit minyak pada air yang
tergenang
·
Penanaman padi secara serempak
atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
·
Usahakan melakukan penyemprotan
rumah dengan DDT yang diusahakan oleh pemerintah
# PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA
Penyebaran penyakit malaria dari orang yang sakit malaria ke orang
yang sehat sebagian besar disebabkan oleh gigitan nyamuk. Penularan lain bisa
terjadi melalui transfusi darah. Jenis nyamuk yang berperan dalam penyebaran
penyakit malaria ini adalah: Anopheles Sundaicus, Anopheles aconitus, serta
Anopheles maculatus.
Pemeriksaan
Malaria dan Sel Darah
Ø Lokasi
Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya
Ø Waktu
Praktikum
Pemeriksaan Malaria dan Sel Darah dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2013 pukul
08.00 WIB.
Ø Tujuan
Mahasiswa
bisa membuat hapusan darah dengan baik dan benar serta mengidentifikasi bentuk
dari komposisi yang ada dalam darah tersebut.
Ø Alat dan Bahan
· Alat
1.
Mikroskop
2.
Pipet
tetes
3.
Objek
glass
4.
Cover
glass
5.
Batang
lidi
6.
Blood
lancet
7.
Auto
click
8.
Kapas
beralkohol 70%
9.
Kertas
saring
10.
Beaker
glass
· Bahan
1.
Darah
2.
Oil
imersion
3.
Alcohol
70%
4.
Methanol
5.
Cat
giemsa
Ø Cara Kerja
1.
Pembuatan
preparat HDT ( Hapusan Darah Tepi ) :
a.
Usap
bagian ujung jari yang akan ditusuk dengan alcohol 70%.
b.
Tusuk
menggunakan auto click.
c.
Usap
darah pertama yang keluar menggunakan kapas / tissue.
d.
Teteskan
darah yang kedua pada ujung objek glass.
e.
Hapus
searah dengan menggunakan cover glass.
f.
Tunggu
hingga kering, lalu cat.
2.
Tes kualitas cat
:
a.
Teteskan
2 tetes cat giemsa menggunakan pipet tetes pada kertas saring.
b.
Tetesi
3 tetes methanol.
c.
Amati
reaksinya.
d.
Jika
terjadi 3 warna ( merah, ungu, biru ), maka cat giemsa tersebut masih dalam
kondisi bagus dan dapat digunakan. Namun jika hanya terjadi 1 warna, maka cat
giemsa tersebut tidak dalam kondisi bagus dan tidak dapat untuk digunakan.
3.
Proses
pengecatan :
a.
Tuangi
HDT dengan methanol, tunggu 5 menit.
b.
tunggu
kering.
c.
Tetesi
dengan cat giemsa sampai menggenangi, tunggu 10 - 15 menit. Bertujuan agar cat
giemsa dapar mengikat darah supaya menempel pada objek glass.
d.
Siram
dengan air mengalir.
e.
Keringkan
dengan posisi berdiri.
f.
Tetesi
dengan oil immersion pada ujung hapusan.
g.
Lihat
dalam mikroskop dengan perbesaran 10x – 100x.
h.
Identifikasi
pengamatan tersebut.
Ø Hasil dan
Pembahasan
Identitas :
Nama : Ayu
Pertiwi
Dari hasil pemeriksaan malaria dan
sel darah ternyata negative mengandung malaria. Dengan demikian tidak adanya
plasmodium penyebab penyakit malaria yang terkandung dalam darah. Pada hasil
pengamatan, dapat diamati kondisi trombosit yang bergerombol dan eritrosit yang
masih muda. Eritrosit yang masih muda menandakan kekurangan zat Fe dan biasa
ditemukan pada orang setelah donor darah.
Ø Kesimpulan
Pemeriksaan
darah pada Nn. Ayu Pertiwi ternyata negative mengandung plasmodium penyebab
penyakit malaria. Plasmodium ialah parasit yang bersel tunggal yang terdiri
atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a. Plasmodium vivax : yang menyebabkan
malaria tertiana benigna.
b.
Plasmodium ovale : yang menyebabkan
malaria tertiana benigna
c.
Plasmodium malariae : yang
menyebabkan malaria quartana
d.Plasmodium falciparum: yang menyebabkan
malaria tertiana maligna yang berat, Progresif
dan biasanya fatal.
Pada hasil pengamatan, dapat diamati kondisi
trombosit yang bergerombol dan eritrosit yang masih muda. Eritrosit yang masih
muda menandakan kekurangan zat Fe dan biasa ditemukan pada orang setelah donor
darah
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah
diakses hari Sabtu 4 Mei 2013 pukul 13.08 WIB
http://www.i-tbi.org/2011/07/mengenal-darah-dalam-tubuh-kita.html
diakses hari Sabtu 4 Mei 2013 pukul 12.30 WIB
http://carapedia.com/tentang_penyakit_malaria_info2297.html
diakses hari Sabtu 4 Mei 2013 pukul 13.21 WIB
Faisal Yatim, DTM & H, MPH. Macam-macam Penyakit Menular: Yayasan OborIndonesia
Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium
Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967
Tidak ada komentar:
Posting Komentar