LAPORAN
PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMERIKSAAN
JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT, DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA
AYU
PERTIWI
P27833112026
NON
REGULER / B
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI
DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2013
PEMERIKSAAN JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT,
DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA
· Lokasi
Pengambilan sample : Lingkungan Pondok
Sosial Keputih Surabaya
Pemeriksaan sample : Laboratorium
Parasitologi Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
· Waktu
Hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul
10.00 WIB
· Tujuan
1.
Bisa melakukan pengambilan sample untuk
pemeriksaan jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
2.
Dapat mengetahui bentuk dari jamur
khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
· Dasar
teori
Mikologi
Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang
berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian
dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan
jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur banyak
digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.
Jamur
atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat yang
lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak
berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa
organik yang diabsorbsi dari organisme lain.
Jamur
yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan
hidup sebagai pemakan sampah (saprofi t) maupun sebagai penumpang yang mencuri
makanan dari inangnya (parasit). Jamur saprofit adalah jamur yang makanannya
berupa senyawa organik yang telah diuraikan. Jamur ini memiliki enzim-enzim
tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur ini hidup
dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada serasah atau batang kayu yang
telah lapuk.
Jamur
parasit adalah jamur yang menyerap makanan dari organisme yang ditumpanginya.
Sifat parasit ini masih dapat dibedakan lagi menjadi parasit obligat dan
parasit fakultatif.
Jamur
parasit obligat adalah jamur yang hanya bisa hidup sebagai parasit. Bila ia
berada di luar inangnya, maka ia akan mati. Contohnya adalah Pneumonia carinii
(parasit pada paru-paru penderita AIDS), Epidermophyton fl oocosum (penyebab
penyakit kaki atlet), dan Ustilago maydis (jamur parasit pada tanaman jagung).
Sedangkan jamur parasit fakultatif adalah jamur yang di samping hidup parasit,
ia juga bisa hidup sebagai saprofit. Jamur tersebut akan bersifat parasit
ketika mendapatkan hospes. Jamur memiliki kemampuan hidup yang sangat
mengesankan. Jamur juga dapat hidup pada suhu sekitar 22oC – 30oC.
Bahkan ada beberapa jenis jamur yang dapat tumbuh dengan subur pada temperatur
sekitar -5oC. Jamur juga dapat hidup pada tempat yang mengan dung
gula atau garam. Dan sifat umum lainnya adalah jamur mampu memanfaatkan
berbagai bahan makanan untuk memenuhi keperluan hidupnya, tetapi tidak dapat
menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti halnya bakteri.
Dilihat
dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk mengenal
apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang termasuk
jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang
bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces cerevisiae).
Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa jamur
mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya
bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil.
Contoh jamur mikroskopis multiseluler adalah Aspergillus sp. dan Penicillium
sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat makroskopis, mudah diamati dengan
mata telanjang, yang berukuran besar. Contoh jamur makroskopis adalah jamur
merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia polytricha).
Jamur
merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti), yaitu organisme
yang inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang lengkap. Di dalam
sel jamur terdapat sitoplasma dan nucleus yang kecil. Jamur memiliki bentuk
tubuh bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun memanjang. Pada jamur
bersel banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan sel yang membentuk benang,
disebut hifa. Pada jamur yang sifat hidupnya parasit, hifa mengalami modifi
kasi, disebut haustoria. Haustoria merupakan organ untuk menyerap makanan dari
substrat tempat hidup jamur, dan organ ini memiliki kemampuan untuk menembus
jaringan substrat.
Beberapa
jaringan hifa akan membentuk miselium. Miselium merupakan tempat pembentukan
spora dan juga sebagai alat reproduksi serta alat untuk mendapatkan makanan.
Hifa juga bisa membentuk struktur yang disebut badan buah. Badan buah
merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah atau kayu yang lapuk.
Badan buah dijumpai pada kelompok jamur tertentu.
Berdasarkan
ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa septat
uninukleus, dan hifa septat multinukleus. Beberapa jenis jamur memiliki hifa
yang tidak bersekat. Didalam hifa tersebut terdapat banyak intisel
(multinukleus) yang menyebar didalam sito- plasmanya. Bentuk hifa yang demikian
disebut soenositik.. Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium. Kita
mengenal ada 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif (berfungsi sebagai alat
penyerap makanan) dan miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi).
1.
Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta
Yaitu
hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum. Istilah lain dari hifa tipe ini
adalah soenositik. Hifa tersebut dapat dijumpai misalnya pada Rhizopus oryzae
dan Mucor mucedo.
2.
Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta berinti tunggal
Yaitu
hifa yang disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi
hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Meskipun
demikian, inti sel dan sitoplasma dari ruang yang satu dapat berpindah ke ruang
lainnya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pori pada sekat-sekat tersebut. Hifa
tipe ini dapat dijumpai misalnya pada Puccinia graminis.
3.
Hifa septat multinukleus atau hifa bersepta berinti banyak
yaitu
hifa yang disusun oleh sel-sel berinti banyak dan memiliki sekat yang membagi
hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki inti sel lebih dari satu.
Nectria cinnabarina merupakan contoh jamur yang memiliki tipe hifa seperti ini.
Jamur
bersifat heterotrof, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan
sendiri. Jamur tidak memiliki klorofi l, sehinggatidak bisa berfotosintesis.
Jamur hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi
organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur dapat hidup
secara saprofi t, parasit, dan simbiotik.
Kebanyakan
jamur adalah bersifat saprofi t. Jamur tersebut memperoleh makanannya dari
materi organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makannya, hifa
jamur mengeluarkan enzim pencernaan, yang dapat merombak materi organik,
menjadi materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh jamur.
Jamur paying, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae), dan jamur tempe (Rhizopus
oryzae) termasuk dalam kelompok jamur ini.
Beberapa
jenis jamur, ada yang mendapatkan makanannya langsung dari tubuh inangnya.
Jamur tersebut hidup sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya
mempunyai hifa khusus, yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut dapat
menembus sel inang dan menyerap zat makanan yang dihasilkan inang. Jamur
parasit tersebut sering menimbulkan penyakit pada tanaman, sehingga di bidang
pertanian menyebabkan penurunan hasil panen. Pada manusia, jamur juga
menyebabkan penyakit, misalnya penyakit kaki atlit (athlete’s foot) dan
penyakit panu. Lihat Gambar 5.10. Beberapa jenis jamur ada yang membentuk
hubungan simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan. Dalam hal ini, jamur
menyediakan materi organik bagi tumbuhan dan sebaliknya, jamur memperoleh
materi organik dari tumbuhan. Selain itu beberapa jenis jamur ada juga yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta) atau ganggang hijau-biru
(Cyanobacteria) membentuk lumut kerak atau Lichens.
Jenis
– jenis mikosis :
1.
Mikosis
Superfisial, Adalah infeksi yang
disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial, yaitu kulit,
rambut, kuku.
Mikosis superfisial digolongkan menjadi dua :
1.
Dermatofitosis
Adalah penyakit pada jaringan yang mengandung
zat tanduk, misalnya stratum kroneum pada epidermis, rambut, kuku yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita.
Contoh : Tinea Kapitis, Tinea Kruris, Tinea
Korporis, Tinea Pedis, Tinea Ungunium, Tinea Barbae
2.
Non Dermatofitosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
yang bukan golongan dermatofita.
Contoh : Tinea Versicolor, Tinea Nigra Palmaris,
Piedra, Trichomycosis, Otomikosis
2.
Mikosis Kutan, Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada
daerah superfisial yang terkeratinisasi , yaitu kulit, rambut, kuku. Tidak ke
jaringan yang lebih dalam.
3.
Mikosis Subkutan, Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai
lapisan bawah kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan
tulang.
4.
Mikosis Sistemik, Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan
jaringan sebelah dalam. Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru,
kemudian menyebar melalui darah. Masing-masing jamur cenderung menyerang organ
tertentu. Semua jamur bersifat dimorfik, artinya mempunyai daya adaptasi
morfologik yang unik terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau pertumbuhan pada
suhu 37o C.
PEMERIKSAAN JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT,
DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA
· Lokasi
·
Pengambilan sample : Lingkungan Pondok
Sosial Keputih Surabaya
·
Pemeriksaan sample : Laboratorium
Parasitologi Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
· Waktu
Hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul
10.00 WIB
· Tujuan
1.
Bisa melakukan pengambilan sample untuk
pemeriksaan jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
2.
Dapat mengetahui bentuk dari jamur
khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
· Alat dan bahan
Ø Alat
1.
Scapel
2.
Petridis
3.
Objek glass
4.
Cover glass
5.
Pipet tetes
6.
Pinset
7.
Kapas
8.
Gunting
9.
Mikroskop
10.
Baskom
Ø Bahan
1.
KOH 10% dan 20%
2.
Alcohol 70%
3.
Sample jamur kuku, jamur kulit, dan
jamur rambut
Ø Cara kerja
a.
Jamur
rambut
1.
Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
akan digunakan.
2.
Buat KOH 20% dengan cara larutkan KOH 2
gram pada 200 ml aquades.
3.
Pilih rambut yang terputus – putus atau
rambut yang warnanya tidak mengkilap lagi atau rambut yang pada saat diraba
terdapat benjolan/terasa keras pada rambut tersebut.
4.
Potong rambut sesuai dengan kebutuhan
menggunakan gunting.
5.
Letakkan rambut pada objek glass lalu
tuangi KOH 20% sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes yang berfungsi agar
hifa dan spora tidak lisis.
6.
Tutup dengan cover glass.
7.
Masukkan pada Petridis yang sudah
terdapat kapas yang sudah basah.
8.
Fiksasi terlebih dahulu.
9.
Periksa di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x.
b.
Jamur
kulit
1.
Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
akan digunakan.
2.
Buat KOH 10% dengan KOH 1 gram
dilarutkan pada 100 ml aquades.
3.
Pilih area kulit yang akan diambil
jamurnya.
4.
Bahan diambil dan dipilih dari bagian
lesi yang masih aktif, yaitu daerah pinggir terlebih dahulu.
5.
Bersihkan dengan alcohol 70% lalu
dikerok dengan skapel hingga memperoleh skuama yang cukup.
6.
Letakkan skuama tersebut pada objek
glass.
7.
Tetesi dengan KOH 10% dengan maksud
melarutkan keratin kulit sehingga akan tinggal sekelompok hifa menggunakan
pipet tetes lalu tutup dengan cover glass.
8.
Masukkan pada Petridis yang sudah
terdapat kapas basah.
9.
Fiksasi terlebih dahulu.
10.
Periksa di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x.
c.
Jamur
kuku
1.
Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang
akan digunakan.
2.
Buat KOH 20% dengan cara larutkan KOH 2
gram pada 200 ml aquades.
3.
Bahan yang diambil adalah bahan masa
bahan detritus dari bawah kuku yang sudah rusak atau dari bahan kukunya
sendiri. Warna kuku bisa kehitaman atau kekuningan.
4.
Kerok menggunakan skapel lalu letakkan
pada objek glass.
5.
Tetesi dengan KOH 20% sebanyak 1 tetes
menggunakan pipet tetes yang berfungsi agar hifa dan spora tidak lisis.
6.
Tutup dengan cover glass.
7.
Letakkan pada Petridis yang sudah
terdapat kapas basah.
8.
Fiksasi terlebih dahulu.
9.
Amati pada mikroskop dengan perbesaran
10x.
Ø Hasil dan pembahasan
Dari
hasil pemeriksaan jamur pada manusia ternyata negative, tidak ada jamur kuku,
jamur kulit, dan jamur rambut.
Identitas
:
1. Nama : Ibu
Yogging
Asal : Surabaya
Umur : 55 tahun
Jamur rambut hasilnya negative ( - )
2.
Nama : Bapak Slamet
Asal : Tangerang
Umur :
Jamur Kuku
hasilnya negative ( - )
3.
Nama : Bapak Kasiman
Asal : Surabaya
Umur :
Jamur kulit
hasilnya negative ( - )
Ø Kesimpulan
Dari pemeriksaan di atas bahwa sample
jamur kuku, jamur kulit, dan jamur rambut yang diambil hasilnya negative.
Mikosis superfisialis adalah infeksi yang
disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial, yaitu kulit,
rambut, kuku. Dengan hidup bersih, mungkin dapat menekan pertumbuhan
jamur/parasit yang dapat merugikan tubuh manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://ketutardika.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-jamur.html
diakses hari kamis tanggal 18 April 2013 pukul 21.54 WIB
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110902013725AA7B1IZ
diakses hari Jumat tanggal 19 April 2013 pukul 00.10 WIB
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2013/01/mikosis-superfisialis.html
diakses hari Jumat tanggal 19 April 2013
pukul 01.05 WIB
http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/mikosis.html
diakses hari Jumat tanggal 19 April 2013 pukul 01.18 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar