LAPORAN
PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMBUATAN
PREPARAT AWETAN KUTU TIKUS
AYU
PERTIWI
P27833112026
NON
REGULER / B
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI
DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2013
PEMBUATAN PREPARAT AWETAN KUTU TIKUS
· Lokasi
Laboratorium Parasitologi Kesehatan
Lingkungan Kampus Surabaya
· Waktu
Hari Jumat tanggal 17 Mei 2013 pukul
13.25 WIB
· Tujuan
1. Mahasiswa
bisa membuat preparat awetan kutu yang didapat dari sampel tikus.
· Dasar
teori
Parasit
adalah hewan renik (mikro) yang dapat menurunkan produktivitas makhluk hidup
yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia, hewan dan tumbuhan.
Ada
lagi parasitoid, parasit
yang menggunakan jaringan organisme lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka
sampai makhluk yang ditumpangi meninggal karena kehilangan jaringan atau
nutrisi yang dibutuhkan.
Tikus
adalah binatang malam (nokturnal) sehingga memerlukan kepandaian khusus untuk
mencari makanan, jajan dan menghindari musuh tanpa menggunakan indera
mata. Oleh karena itu, tikus mempunyai alat penciuman yang tajam. Alat peraba
tikus sangat sensitif karena pada waktu melakukan aktivitas di malam hari
(nokturnal) sehingga alat peraba tersebut sangat penting, yaitu berupa kumis
(misae) dan bulu yang panjang diantara rambut pada badannya. Alat pendengar
pada tikus yang tajam dan dapat menangkap suara dengan intensitas antara 22
KHz-90KHz. Suara tertentu merupakan alat komunikasi diantara mereka. Karena
sifatnya yang nokturnal, tikus mempunyai alat penglihatan yang sangat tajam.
Mereka dapat melihat bentuk sederhana di dalam kegelapan sejauh kira-kira 10 m.
Seperti halnya pada rodentia, tikus tidak dapat membedakan warna. Tikus merupakan binatang pengerat yang
membawa bibit penyakit. Pinjal yang hidup pada tikus (Xenopsylla cheopis)
membawa kuman Pasteurella pestis yang dapat menyebabkan penyakit pes.
Tikus pada umumnya
mempunyai tempat tinggal berupa lubang di tanah, kayu, tumpukan batu, atau
tumpukan sampah baik di dalam maupun di luar rumah. Kebiasaan tinggal tikus
berbeda menurut spesiesnya.
Tikus
termasuk binatang pengerat. Ciri khas binatang ini adalah rahang atas dan
bawahnya mempunyai gigi seri yang terus tumbuh dan kuat, sehingga dapat
digunakan sebagai alat pemotong atau pengerat. Email gigi seri hanya terdapat
pada satu sisi saja, yaitu sisi yang menghadap ke arah depan.
Tikus
mempunyai kemampuan untuk menggali 0,5 m pada tanah keras atau 2-3 m pada tanah
gembur. Penggalian sarang biasanya membentuk suatu sistem terowongan
yang spesifik. Di dekat rumah, tikus senang membuat sarang di dasar bangunan.
Tikus yang tinggal berdampingan dengan manusia pada umumnya pandai memanjat.
Pada waktu memanjat mereka dibantu oleh benjolan pada telapak kaki, cakar dan
ekornya. Selain memanjat, tikus got dapat melompat sampai setinggi 70 cm.
Kemampuan tikus yang sangat merugikan manusia adalah kemampuannya untuk
mengerat dengan giginya yang tajam. Tikus mampu mengerat bahan bangunan yang
keras seperti aluminium, aspal, tembok, dll. Tikus juga pandai berenang
terutama tikus got yang sangat menyukai tempat basah. Bahkan tikus juga dapat
menyelam selama 3 detik sehingga mereka mampu masuk ke dalam rumah melalui
saluran jamban yang selalu basah. Tikus berenang dengan menggunakan kaki
belakang bergantian dan menurut hasil penelitian kecepatan berenangnya sekitar
1,4 km/jam.
JENIS – JENIS TIKUS :
1. Bandicota
indica
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepalaa sampai ekor 400-580 mm, ekor
160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm. Rumus puting susu 3+ 3 =
12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut coklat hitam. Rambut agak
jarang dan rambut dipangkal ekor kaku seperti ijuk. Tikus jenis ini banyak
dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang, dan kadang-kadang di kebun sekitar
rumah.Tikus ini pandai berenang dan bersifat nokturnal. Dietnya terdiri
daripada biji-bijian, akar, buah-buahan dan kacang. Pandai mengorek lubang dan
ada lorong atau bagian di dalam lubang itu digunakan untuk menyimpan
makanan. Melahirkan anak hingga 10-12 ekor.
2. Rattus
norvegicus
Tikus jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung
kepala sampai ekor 300-400 mm, ekor 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga
18-22 mm, rumus puting susu 3+ 3 = 12, warna rambut badan atas coklat kelabu,
rambut bagian perut kelabu. Tikus jenis ini banyak dijumpai di saluran air/got
di daerah pemukiman kota dan pasar. Tikus ini bersifat nokturnal serta
dietnya terdiri daripada sayur-sayuran dan daging.
3. Rattus
argentiventer
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 270-370 mm, ekor
130-192 mm, kaki belakang 32-39 mm, teliinga 18-21 mm, rumus puting susu 3+3 =
12, warna rambut badan atas cokelat muda berbintik-bintik putih,
rambut bagian perut putihatau cokelat pucat; biasanya terdapat di sawah
atau padang alang-alang. Makanan utamanya serangga, anai-anai, belalang
dan biji-bijian padi. Mampu melahirkan 5-7 ekor anak dalam satu-satu
masa.
4. Rattus
tiomanicus
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 245—397 mm, ekor
123-225 mm, kaki belakang 24-42 mm, telinga 12-29 mm, rumus puting susu 2+3 =
10, warna rambut badan atas cokelat kelabu, rambut bagian perut putih krem,
biasanya terdapat di semak-semak dan kebun.
5. Rattus
tanezumi
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang total ujung kepala sampai ujung ekor
220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, telinga 13-23 mm, rumus
puting susu 2+3 = 10, warna rambut badan atas cokelat tua dan rambut badan
bawah cokelat tua kelabu. Tikus jenis ini banyak dijumpai di rumah (atap,
kamar, dapur) dan gudang.
6. Rattus
niviventer
Panjang
ujung kepala sampai ekor 260-270 mm, ekor 157-172 mm, kaki belakang 26-30 mm,
telinga 18-22 mm, rumus puting 2+2 = 8, berambut kaku, warna rambut badan atas
kuning cokelat kemerahan, rambut bagian perut putih. Ekor bagian atas berwarna
cokelat dan bagian bawah berwarna putih. Terdapat di pegunungan, semak-semak,
rumpun bambu, dan hutan.
7. Rattus
exulans
Tikus
jenis ini memiliki ciri-ciri panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm, ekor
108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm, telinga 11-28 mm, rumus puting susu 2+2 =
8, warna rambut badan atas coklat kelabu, rambut bagian perut putih kelabu,
tikus ini biasanya terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-sayuran dan
pinggiran hutan. Melahirkan 1-8 anak pada satu-satu masa.
8. Mus
musculus
Ciri-ciri
panjang kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108 mm, kaki belakang
12-18 mm, telinga 8-12 mm, rumus puting susu 3+2 = 10, warna rambut badan atas
dan bawah coklat kelabu, tikus jenis ini biasanya terdapat dalam rumah; dalam
almari dan tempat penyimpanan barang lainnya.
TUNGAU
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Acarina
Famili : Tertachidae
Genus : Tertacychus
Spesies : Tetracychus Bimaculatus
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Acarina
Famili : Tertachidae
Genus : Tertacychus
Spesies : Tetracychus Bimaculatus
Tungau
adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan
caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam
pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa
orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta
(serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari
kekerabatannya.
Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar.
Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan, namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan.Tungau terdapat pada hampir semua habitat. Beberapa tungau tidak membahayakan, hidup pada bahan organik yang mati atau membusuk atau sebagai predator invertebrata kecil lainnya. Sebagian lagi bersifat membahayakan karena hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan bahkan pada manusia.
Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan mengakibatkan ia mudah menyebar.
Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan, namun ada anggotanya yang menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun saling menguntungkan.Tungau terdapat pada hampir semua habitat. Beberapa tungau tidak membahayakan, hidup pada bahan organik yang mati atau membusuk atau sebagai predator invertebrata kecil lainnya. Sebagian lagi bersifat membahayakan karena hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan bahkan pada manusia.
PEMBUATAN PREPARAT AWETAN KUTU TIKUS
· Lokasi
Laboratorium Parasitologi Kesehatan
Lingkungan Kampus Surabaya
· Waktu
Hari Jumat tanggal 17 Mei 2013 pukul
13.25 WIB
· Tujuan
1. Mahasiswa
bisa membuat preparat awetan kutu yang didapat dari sampel tikus.
· Alat dan bahan
Ø Alat
1. Sisir
rambut
2. Hand
scoon
3. Masker
4. Objek
glass
5. Cover
glass
6. Mikroskop
7. Gelas
ukur
8. Pipet
tetes
9. Pipet
volume
10. Beaker
glass
11. Kapas
12. Baskom
13. Kertas
putih
Ø Bahan
1.
Clorofom
2.
Alcohol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, 96
%
3.
Entelan / Canada balsem
Ø Cara kerja
1. Bius
tikus menggunakan kapas yang sudah berclorofom.
2. Jika
tikus sudah terbius sempurna, pegang bagian ekornya lalu angkat di atas baskom
lalu sisir bagian punggung dan dada.
3. Amati
hasil dari sisiran tersebut.
4. Jika
tidak ada parasit yang jatuh dari tubuh tikus, maka letakkan tikus pada kertas
putih. Biarkan hingga parasit yang ada pada tubuh tikus keluar.
5. Jika
ada parasit yang keluar dari tubuh tikus, lanjutkan pada proses clearing
menggunakan alcohol secara bertahap mulai dari 10% -> 20% -> 30% ->
40% -> 50% -> 70 -> 96%.
6. Tunggu
sampai tidak bergerak.
7. Amati
terlebih dahulu sebelum ditetesi dengan entelan di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10x guna mengetahui posisi yang benar hewan parasit tersebut.
8. Setelah
benar, lanjut tetesi dengan entelan / Canada balsam menggunakan pipet tetes.
9. Tutup
menggunakan cover glass.
10. Periksa
kembali di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.
11. Catat
hasilnya.
Ø Hasil dan pembahasan
Dari
hasil pembuatan preparat awetan kutu tikus ternyata positive mengandung tungau,
tidak ada pinjal dalam tubuh tikus tersebut.
Tungau
adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan
caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam
pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa
orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta
(serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari
kekerabatannya.
Ø Kesimpulan
Dari
hasil penangkapan tikus rumah tangga dan pembuatan preparat awetan kutu tikus
dan setelah diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x ternyata positive
mengandung tungau, tidak ada pinjal dalam tubuh tikus tersebut. Tungau adalah
sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak,
menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu
hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap
keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga),
tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/Data/SEMESTER%202/PARASITOLOGI/PARASITOLOGI/EPITROP%20COMMUNITY%20%20TIKUS%20DAN%20EKTOPARASIT,%20Pengenalan%20dan%20Identifikasinya.htm
diakses
hari Minggu tanggal 19 April 2013 pukul 21.54 WIB
http://info-peternakan.blogspot.com/2011/07/tungau-caplak-kutu-dan-pinjal-induk.html
diakses
hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 20.45 WIB
http://trubushijau.blogspot.com/2013/02/vertebrata-hama-tungau.html
diakses
hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 20.50
WIB
http://uniqpost.com/42405/10-parasit-yang-membahayakan-manusia-dan-hewan/#_
diakses hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 21.05 WIB
http://imamsalim2.blogspot.com/2013/04/klasifikasi-tungau_17.html
diakses hari Senin tanggal 20 Mei 2013 pukul 21.20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar