LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
“PEKARANGAN”
Kelas A Kelompok A
AYU PERTIWI
P27833112026
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2012
§ LOKASI
Pekarangan rumah
Jl. Manyar Dukuh 39 Surabaya.
§ WAKTU
Penelitian ekosistem pekarangan dilaksanakan pada hari Kamis, 29 November 2012. Penelitian
dilakukan pada pukul 08.15 WIB
§ Alat dan Bahan
·
Alat
§ Thermometer
§ Hygrometer
§ Ph meter
·
Bahan
§ Pekarangan
§ TUJUAN
§ Untuk mengukur suhu pekarangan
§ Untuk mengukur ph pekarangan
§ Untuk mengukur kelembaban
§ Mengamati ekosistem yang ada di pekarangan
§ Mengidentifikasi komponen biotic maupun abiotik yang ada di pekarangan
§ HASIL PRAKTIKUM
Pada
hari Kamis tanggal 29 November 2012 pukul 08.15 WIB telah dilakukan pengamatan tentang ekosistem pekarangan yang ada di
JL. Manyar Dukuh 39. Komponen biotic yang ada di pekarangan antara lain adalah Kupu – kupu, Semut, Bunga kamboja, Bunga euphorbia, Daun
sirih, Pohon mangga. Dan komponen abiotik yang ada di pekarangan antara lain
adalah tanah, air, udara, dan batu.
Pengamatan ekosistem pekarangan di lakukan pada pagi hari pukul 08.15 WIB dengan suhu air 29ºC.
Ø Suhu :
29ºC
Ø Kelembaban : 58%
Ø Ph tanah :
6
Ø Biotik : Kupu – kupu, Semut, Bunga kamboja,
Bunga Euphhorbia, Daun sirih, pohon
mangga.
Ø Abiotik :
Air, Tanah, udara, Batu, cahaya matahari
§ Komponen Biotik
·
Kupu – kupu
Kupu-kupu & Ngengat
|
||||||||||
Seekor ngengat saturnid
|
||||||||||
|
||||||||||
Suku
|
||||||||||
§ Superfamily Hesperioidea:
§ Hesperiidae anggi
§ Superfamily Papilionoidea:
§ Pieridae
|
Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera
dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik.
Lepidoptera (lepis berarti sisik, pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2
(dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies
dan ngengat (sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 – 140.000 spesies.
Secara
sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan
waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu
malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan
menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu
biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam
atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada
perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang
pasti.
Namun, secara lebih rinci pembagian
tersebut dilakukan berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu
sebagai berikut : (1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan
sayap belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan.
(2) Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak. (3) Biasanya
kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada malam hari. (4) Waktu
istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak
berdiri
·
Semut
KLASIFIKASI SEMUT
Kingdom
: Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Upaordo : Apokrita
Superfamili : Vespoidea
Famili : Formicidae
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Upaordo : Apokrita
Superfamili : Vespoidea
Famili : Formicidae
Secara khas, semut mempunyai tiga bagian tubuh yang
jelas, yaitu:
a. kepala,
b. mesosoma/thorax
c. metosoma/gaster.
Umumnya, ruas
mesosoma pertama atau dua ruas mesosoma depan (yang berhubungan dengan toraks)
lebih kecil dari pada yang lainnya sehingga tampak seperti pinggang. Ruas
mesosomka basal yang kecil ini disebut pedisel atau petiol, biasanya mempunyai
satu atau dua tonjolan yang disebut node, sedang ruas bagian belakangnya
disebut metasoma/gaster. Kepalanya terdapat sepasang mata majemuk, sepasang
antena yang membentuk siku (elbowed) dan kadang-kadang mempunyai oseli.
Memiliki sting (bagi betina) yang berfungsi sebagai alat sengat. Sayapnya (bila
ada) bening (membranus), dan sayap depan lebih luas dan panjang dari pada sayap
belakang.
CARA HIDUP
Semut
adalah serangga sosial yang hidupnya dalam sarang yang lebih kurang bersifat
permanen. Hidupnya dengan membentuk koloni. Ukuran koloni sangat bervariasi dan
kebanyakan lokasinya di dalam tanah, kayu, dan diantara batu-batuan.
LINGKAR HIDUP SEMUT
Individu semut
mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya. Telurnya sangat kecil
dan berwarna putih seperti susu.Larva yang baru menetas berwarna putih seperti
ulat dengan kepala menyempit ke arah depan. Larva pertama kali ini diberi makan
oleh yang dewasa, larva generasi berikutnya diberi makan oleh pekerja. Setelah
cukup makan dan beberapa kali molting (menyilih) akan berubah menjadi pupa.
Pupa bentuknya seperti dewasa tetapi lebih lunak, berwarna putih krem, dan
tidak aktif. Beberapa spesies, pupanya terselubung oleh kokon sutera.
Dewasa akan muncul dalam beberapa jam atau hari dan akan mengalami proses
pengerasan dan penggelapan kutikula. Perkembangan dari stadium telur sampai
menjadi dewasa berkisar 6 minggu lebih, tergantung spesies, tersedianya
makanan, suhu, musim dan faktor lain.
·
Bunga Kamboja
Kemboja
|
||||||||||||
Plumeria
alba (Kemboja
putih)
|
||||||||||||
|
||||||||||||
7-8 spesies :
|
Kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal.
Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah
keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga
oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.
Tumbuhan ini
berasal dari Amerika
Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis.
Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang
sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiappura serta sudut kampung, dan memiliki
fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara,
termasuk Malaya, kemboja
ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda
tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.
Plumeria saat ini
populer digunakan sebagai tanaman hias outdoor awalnya tanaman ini hanya
digunakan sebagai tanaman kuburan.
·
Bunga Euphorbia
Euphorbia milii
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari
genus Euphorbia.
spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas
ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia)
berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens
dapat tumbuh mencapai 60-240 cm.
selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu
varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Sekarang ini
para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii. Salah satu Negara
yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand. Selain Thailand,
Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di Indonesia,
euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
Milii memiliki
sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali
sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan
baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif
stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama
dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.
Morfologi tanaman E.
milii
Tanaman dari family
Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat
putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun E. milii berbentuk oval
dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna
kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini
memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang
lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak
memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan
untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang
keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang
sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga
yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang
tumbuh menyebar.
·
Daun Sirih
Sirih
|
||||||||||||
Selembar daun sirih
|
||||||||||||
|
||||||||||||
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar
pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan
cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah
sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih digunakan
sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam
kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.
·
Pohon Mangga
Pohon mangga
berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga
peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak
kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval
atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar
dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna
pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua
sampai hampir hitam.
Mangga berakar
tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar
cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman
lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal,
dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang
tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada
sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8,
tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya
seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun
bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm,
agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi
daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder.
Beberapa variasi bentuk daun mangga:
§ Lonjong
dan ujungnya seperti mata tombak.
§ Berbentuk
bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
§ Berbentuk
segi empat, tetapi ujungnya runcing.
§ Berbentuk
segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih
muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian
hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat,
sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1
tahun atau lebih.
·
Faktor Abiotik
·
Tanah
Menjadi media dan substrat bagi tempat berlangsungnya kehidupan
atau lingkungan tempat hidup bagi biota yang ada di dalamnya. Petakan kebun
memiliki peran sebagai substrat tembat habitat hidup tanaman atau
tumbuh-tumbuhan dan biota darat lainnya,. Selain itu petakan tambak berperan
sebagai media juga berfungsi menampung air supaya biota dapat berinteraksi
dengan memberi dan menerima nutrien ke dan dari tanah , bersama - sama
mendukung proses kimia dan biologi dalam satu kesatuan unit ekosistem kebun.
·
Air
Menjadi media untuk perkembangbiakan ikan dan sebagai media untuk
menyirami tanaman yang ada pada ekosistem kebun bibit 2
·
Udara
Tumbuhan memerlukan udara terutama oksigen untuk dapat melakukan
respirasi sel dan hewan memerlukan oksigen untuk mereka hidup.
·
Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan factor penting dalam
kehidupan sebagai sumber energy dari berbagai makhluk hidup yang ada pada
pekarangan.
·
Kesimpulan
Ekosistem pekarangan merupakan ekosistem
yang di dalamnya terdapat komponen botik maupun komponen abiotik. Komponen
biotic yang terdapat di dalamnya antara lain bunga kamboja, bunga euphorbia,
pohon mangga, semut, dan kupu kupu. Komponen abiotik yang ada di dalam
pekarangan antara lain tanah, batu, air, cahaya matahari, dan udara. Ekosistem
yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun
abiotik berada pada porsi
yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Suhu yang ada di pekarangan yaitu 29o C dan mempunyai
kelembaban 58%.
·
Saran
Dari penjelasan di atas, maka pekarangan
yang ekosistemnya sudah seimbang harus dijaga dengan baik. Namun alangkah
baiknya jika tanaman yang ada di pekarangan ditambahi lagi.
·
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar