LAPORAN
PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMERIKSAAN
PARASIT PADA FEASES MANUSIA
AYU
PERTIWI
P27833112026
NON
REGULER / B
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI
DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2013
PEMERIKSAAN
PARASIT PADA FEASES MANUSIA
Ø Lokasi
Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya
Ø Waktu
Praktikum
Pemeriksaan Parasit Pada Feases Manusia dilaksanakan pada tanggal 14 Maret
2013.
Ø Tujuan
Untuk
mengetahui apakah sayuran yang diperiksa terkontaminasi oleh parasit khusunya
telur cacing atau tidak.
Ø Dasar Teori
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing
masih tinggi prevelansinya terutama pada penduduk di daerah tropik seperti di
Indonesia, dan merupakan masalah yang cukup besar bagi bidang kesehatan
masyarakat. Hal ini dikarenakan Indonesia berada dalam kondisi geografis dengan
temperatur dan kelembaban yang sesuai, sehingga kehidupan cacing ditunjang oleh
proses daur hidup dan cara penularannya.
Parasit merupakan kelompok biota
yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang dinamakan
inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit
dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis
parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah
parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada
inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa hidupnya sesuai
masing-masing jenisnya (Setyorini dan Purwaningsih, 1999).
Manusia
merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkanya
disebut askariasis. Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan cacing betina
22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat
bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir sehari, terdiri telur yang dibuahi, dan
yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60x45 mikron dan
yang tidak dibuahi 90x40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang
dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus.
Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe,
lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di
paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk ke rongga
alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea
penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke esofagus, lalu
menuju ke usus halus. Di usus halus, larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak
telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang
lebih 2 bulan (Gandahusada dkk, 1998).
Manusia
merupakan hospes dari cacing Trichuris trichiura atau lebih dikenal sebagai
cacing cambuk. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis. Cacing betina
Trichuris trichiura panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan
kira-kira 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira
3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada
cacing betina bentuknya membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan
terdapat satu buah spikulum (Gandahusada dkk, 1998).
Menurut
Gandahusada (1998), morfologi telur Trichuris trichiura adalah telur berukuran
50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan
yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna
kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan
dari hospes (manusia) bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang dalam waktu
3 sampai 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab
dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan
bentuk infektif. Cara infeksi langsung ialah bila secara kebetulan hospes
menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam
usus halus. Sesudah menjadi dewasa, cacing turun ke usus bagian distal dan
masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang
tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Ø Klasifikasi
Tumbuhan Kemangi
o
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
o
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
o
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
o
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
o
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
o
Sub Kelas :
Asteridae
o
Ordo :
Lamiales
o
Famili :
Lamiaceae
o
Genus
: Ocimum
o
Spesies :
Ocimum sanctum L.
Kemangi
yang ada di Indonesia bernama botani ocimum basillicum. Karena tumbuhnya
menyemak, kemangi dikelompokkan dalam kelompok basil semak. Di Jakarta, kemangi
lazim digunakan dalam sajian khas Betawi, seperti laksa ataupun nasi ulam. Di
Jawa Barat, kemangi alias surawung digunakan dalam beragam masakan Sunda yang
lezat seperti ulukutek oncom leunca (tumis leunca), pais lauk (pepes ikan),
laksa bogor ataupun karedok. Sementara di daerah Jawa Timur, daun kemangi
disajikan dengan nasi krawu, botok, trancam (urap), pencek tempe ataupun ikan
bumbu pesmol yang rasanya kurang pas dan juga kurang nikmat tanpa daun kemangi.
Dalam khazanah masakan khas Menado — seperti bubur gurih komplet — dibubuhi
kemangi sebagai pelengkap sajian.
Manfaat
Daun Kemangi Khasiat Daun Kemangi untuk Kesehatan Khasiat daun kemangi untuk
kesehatan sangat beragam. Salah satunya Adalah jika Anda memiliki masalah
dengan bau mulut ataupun bau badan, Anda dapat mengonsumsi lalap kemangi segar
setiap hari secara rutin. Namun jika Anda kurang suka dengan rasanya, Anda
dapat membuat air perasan daun kemangi yang dicampur dengan daun kunyit dan
daun beluntas lalu meminumnya secara rutin setiap hari.
Ø Klasifikasi
Ascaris Lumbricoides
TINGKATAN
|
NAMA
|
KINGDOM
|
Animalia
|
FILUM
|
Nemathelminthes
|
KELAS
|
Nematoda
|
ORDO
|
Ascaridida
|
FAMILI
|
Ascaridae
|
GENUS
|
Ascaris
|
SPESIES
|
Ascaris lumbricoides
|
Ascaris
lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing perut merupakan salah satu
cacing yang merugikan bagi manusia dari kelas Nematoda dalam Filum Nemathelminthes.
Ascaris lumbricoides hidup di dalam tubuh tepatnya di dalam usus halus. Ascaris
lumbricoides hidup di dalam usus halus karena di dalam usus halus cacing perut
ini dapat memperoleh makanan dengan mudah. Ascaris lumbricoides masuk ke dalam
tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing perut. Biasanya
telur cacing perut dibawa oleh lalat, ketika lalat itu hinggap di makanan dan
makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di dalam
tubuh kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan
menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang microscopis, maka
cacing ini dapat menembus dinding-dinding usus, jalan terus hingga ke
paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke trakea lalu
kembali lagi ke dalam usus halus melalui esofagus.
Cacing
betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior
cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya
licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein. Ascaris
lumbricoides menyebabkan penyakit yang disebut Askariasis. Mereka hidup di rongga
usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk
cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan
menghasilkan 200.000 telur setiap harinya.
Telur
cacing ini dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi.
Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding
usus, lalu masuk ke dalam paru- paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia
disebut terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan
mendiami usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan
berkembang biak. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena
makanan yang masuk diserap terus oleh Ascaris lumbricoides. Di Indonesia,
penderita Askariasis didominasi oleh anak-anak. Penyebab penyakit ini bisa
karena kurangnya pemakaian jamban keluarga dan kebiasaan memakai tinja sebagai
pupuk.
Ø Alat dan Bahan
· Alat
1.
Pisau
2.
Baskom
3.
Spatula
4.
Tabung
reaksi besar
5.
Cover
glass
6.
Objek
glass
7.
Mikroskop
8.
Tabung
imhoof cone / tabung piala
9.
Centri
fube – centri fuge
10.
Rak
tabung
11.
Pipet
tetes
12.
Pipet
habis
13.
Gelas
ukur
· Bahan
1.
Sample
sayur kemangi
2.
NaCl
jenuh
3.
NaOH
0.2%
4.
Aquadest
Ø Cara Kerja
1.
Teknik Flotasi atau pengapungan :
·
Pisahkan sayuran antara batang dan
daunnya
·
Tampung daun dalam mangkok besar
·
Siapkan NaCl jenuh
·
Tambahkan kedalamnya laritan NaCl jenuh
sampai sayuran terendam sempurna
·
Campur dan aduk secara merata
menggunakan spatula selama 35 – 45 menit
·
Ambil supernatant dan masukkan ke dalam
tabung reaksi sampai memenuhi tabung
·
Segera tutup dengan cover glass mulut
tabung biarkan selama 1 jam
·
Tempelkan cover glass tersebut pada
objek glass
·
Lalu periksa di bawah mikroskop pada
perbesaran 10 – 40 kali
2. Teknik Sedimentasi :
·
Pisahkan sayuran batang dan daun
·
Tampung pada mangkuk besar
·
Siapkan NaOH 0.2%
·
Tambahkan larutan NaOH 0.2 % sampai
sayuran terendam sempurna
·
Aduk dan campur secara merata menggunakan
spatula selama 30 – 45 menit
·
Ambil supernatant dan masukkan ke cawan
imhoof cone atau gelas piala biarkan selama 1 jam
·
Buang larutan yang jernih pada cawan
imhoof
·
Bagian bawah masukkan ke dalam tabung
centri fuge
·
Putar pada 2500 Rpm selama 10 menit
·
Buang supernatannya
·
Buang supernatant dan ambil sedimen
menggunakan pipet tetes lalu letakkan ke dalam objek glass
·
Tutup dengan cover glass
·
Lalu periksa di bawah mikroskop pada
perbesaran 10 – 40 kali
Ø Hasil
dan Pembahasan
Dari
hasil pemeriksaan parasit pada sayuran segar yang kami gunakan yaitu sayur
kemangi, ternyata positif mengandung telur cacing Ascaris Lumbricoides melalui
proses sedimentasi (NaOH) yaitu telur yang dibuahi dan termasuk pada
decorticated. Cacing ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit askariasis dan
hospesnya adalah manusia. Larva di pulmo menyebabkan syndrome Loeffler, juga
dapat menyebabkan bronco pneumonia. Cacing dewasa di dalam rongga usus dapat
menyebabkan ileus obstruktif. Bila cacing dewasa menetap di tempat – tempat
yang tidak biasa ( apendiks, peritoneum, saluran empedu, trakea ) disebut
infeksi ektopik.
Ø Kesimpulan
Sayuran
kemangi yang diperiksa ternyata mengandung telur cacing lumbricoides yang dapat
menyebabkan penyakit askariasis, sehingga sayuran kemangi tidak aman untuk
dikonsumsi jika tidak dicuci secara bersih.
DAFTAR
PUSTAKA
Gandahusada, Srisasi dkk. 1998. Parasitologi Kedokteran. Balai
Penerbitan FKUI, Jakarta.
Setyorini, A. C. dan Purwaningsih, E. 1999. Pengelolaan Koleksi
Spesimen Zoologi. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor
Widyastuti, Retno dkk. 2002. Parasitologi. Universitas Terbuka,
Jakarta.
PEMERIKSAAN
PARASIT PADA SAYUR KEMANGI
Ø Lokasi
Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya
Ø Waktu
Praktikum
Pemeriksaan Parasit Pada Sayur Kemangi dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2013.
Ø Tujuan
Untuk
mengetahui apakah sayuran yang diperiksa terkontaminasi oleh parasit khusunya
telur cacing atau tidak.
Ø Dasar Teori
Dikalangan masyarakat Indonesia sering
dijumpai kebiasaan makan sayuran segar yang tanpa dimasak terlebih dahulu.
Sayuran sebgai sumber vitamin dan mineral dapat tercemar oleh telur cacing
parasit usus. Pencemaran dapat terjadi dari lahan maupun dari tempat jualan.
Sayuran diperjual belikan di tempat – tempat terbuka akan sangat memungkinkan
untuk dihinggapi serangga maupun binatang pengerat tertentu yang merupakan vector
mekanisme yang dapat menyebarkan mikroorganisme tersebut adalah bersifat
pathogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Sayuran memang sangat diperlukan oleh tubuh
kita secara singkat tentang Purawijaya (1989) menuliskan bahwa sayuran
mempunyai tiga pokok kegunaan, yaitu :
1. Sebagai sumber tenaga
2. Sebagai sumber pembangun sel
3.
Sebagai sumber vitamin dan
mineral
Manusia
merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkanya
disebut askariasis. Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan cacing betina
22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat
bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir sehari, terdiri telur yang dibuahi, dan
yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60x45 mikron dan
yang tidak dibuahi 90x40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang
dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus.
Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe,
lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di
paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk ke rongga
alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea
penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke esofagus, lalu
menuju ke usus halus. Di usus halus, larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak
telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang
lebih 2 bulan (Gandahusada dkk, 1998).
Parasit
merupakan kelompok biota yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk
lain yang dinamakan inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut
cara hidupnya, parasit dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit.
Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan
endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit
yang hidup pada inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa
hidupnya sesuai masing-masing jenisnya (Setyorini dan Purwaningsih, 1999).
Menurut
Dropkhin (1991), Nemathoda ( nama tersebut berasal dari kata Yunani yang
berarti benang ), berbentuk memanjang, seperti tabung, kadang – kadang seperti
kumparan, yang dapat bergerak seperti ular. Nematode telah dikenal sejak zaman
purba sebagai parasit pada manusia. Pracaya (2008), nematode berbentuk seperti
cacing kecil. Panjangnya sekitar 200 -1000 mikron (1000 mikron = 1 mm). namun
ada beberapa yang panjangnya sekitar 1 cm. nematode biasa hidup did ala ataupun
di atas tanah. Umumnya nematode yang hidup di atas tanah sering terdapat di
dalam tanah terdapat di dalam jaringan tanaman atau diantara daun – daun yang
melipat, di tunas daun, di dalam buah, di batang atau dibagian tanaman lainnya.
Nematode ada juga yang hidup di dalam tanaman (endoparasit) dan diluar tanaman
(eksoparasit). Jenis nematode yang saprofit sangat menguntungkan karena mempercepat
proses tanaman yang telah mati menjadi tanah. Ada juga nematode yang menjadi
parasit, khususnya parasit pada tanaman (Bridge et al, 1995). Nematode parasit
tanaman dapat menyebabkan kerusakan tanaman, sehingga menyebabkan penurunan
produksi, yang akhirnya merugikan petani.
Ø Klasifikasi
Tumbuhan Kemangi
o
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
o
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
o
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
o
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
o
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
o
Sub Kelas :
Asteridae
o
Ordo :
Lamiales
o
Famili :
Lamiaceae
o
Genus
: Ocimum
o
Spesies :
Ocimum sanctum L.
Kemangi
yang ada di Indonesia bernama botani ocimum basillicum. Karena tumbuhnya
menyemak, kemangi dikelompokkan dalam kelompok basil semak. Di Jakarta, kemangi
lazim digunakan dalam sajian khas Betawi, seperti laksa ataupun nasi ulam. Di
Jawa Barat, kemangi alias surawung digunakan dalam beragam masakan Sunda yang
lezat seperti ulukutek oncom leunca (tumis leunca), pais lauk (pepes ikan),
laksa bogor ataupun karedok. Sementara di daerah Jawa Timur, daun kemangi
disajikan dengan nasi krawu, botok, trancam (urap), pencek tempe ataupun ikan
bumbu pesmol yang rasanya kurang pas dan juga kurang nikmat tanpa daun kemangi.
Dalam khazanah masakan khas Menado — seperti bubur gurih komplet — dibubuhi
kemangi sebagai pelengkap sajian.
Manfaat
Daun Kemangi Khasiat Daun Kemangi untuk Kesehatan Khasiat daun kemangi untuk
kesehatan sangat beragam. Salah satunya Adalah jika Anda memiliki masalah
dengan bau mulut ataupun bau badan, Anda dapat mengonsumsi lalap kemangi segar
setiap hari secara rutin. Namun jika Anda kurang suka dengan rasanya, Anda
dapat membuat air perasan daun kemangi yang dicampur dengan daun kunyit dan
daun beluntas lalu meminumnya secara rutin setiap hari.
Ø Klasifikasi
Ascaris Lumbricoides
TINGKATAN
|
NAMA
|
KINGDOM
|
Animalia
|
FILUM
|
Nemathelminthes
|
KELAS
|
Nematoda
|
ORDO
|
Ascaridida
|
FAMILI
|
Ascaridae
|
GENUS
|
Ascaris
|
SPESIES
|
Ascaris lumbricoides
|
Ascaris
lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing perut merupakan salah satu
cacing yang merugikan bagi manusia dari kelas Nematoda dalam Filum
Nemathelminthes. Ascaris lumbricoides hidup di dalam tubuh tepatnya di dalam
usus halus. Ascaris lumbricoides hidup di dalam usus halus karena di dalam usus
halus cacing perut ini dapat memperoleh makanan dengan mudah. Ascaris
lumbricoides masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi
telur cacing perut. Biasanya telur cacing perut dibawa oleh lalat, ketika lalat
itu hinggap di makanan dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing
ini akan tumbuh di dalam tubuh kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur
akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang
microscopis, maka cacing ini dapat menembus dinding-dinding usus, jalan terus
hingga ke paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke trakea
lalu kembali lagi ke dalam usus halus melalui esofagus.
Cacing
betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior
cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya
licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein. Ascaris
lumbricoides menyebabkan penyakit yang disebut Askariasis. Mereka hidup di rongga
usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk
cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan
menghasilkan 200.000 telur setiap harinya.
Telur
cacing ini dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi.
Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding
usus, lalu masuk ke dalam paru- paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia
disebut terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan
mendiami usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan
berkembang biak. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena
makanan yang masuk diserap terus oleh Ascaris lumbricoides. Di Indonesia,
penderita Askariasis didominasi oleh anak-anak. Penyebab penyakit ini bisa
karena kurangnya pemakaian jamban keluarga dan kebiasaan memakai tinja sebagai
pupuk.
Pemeriksaan
Parasit Pada Sayuran Kemangi
Ø Lokasi
Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Surabaya
Ø Waktu
Praktikum
Pemeriksaan Parasit Pada Sayur Kemangi dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2013
pukul 10.00 WIB.
Ø Tujuan
Untuk
mengetahui apakah sayuran yang diperiksa terkontaminasi oleh parasit khusunya
telur cacing atau tidak.
Ø Alat dan Bahan
· Alat
14.
Pisau
15.
Baskom
16.
Spatula
17.
Tabung
reaksi besar
18.
Cover
glass
19.
Objek
glass
20.
Mikroskop
21.
Tabung
imhoof cone / tabung piala
22.
Centri
fube – centri fuge
23.
Rak
tabung
24.
Pipet
tetes
25.
Pipet
habis
26.
Gelas
ukur
· Bahan
5.
Sample
sayur kemangi
6.
NaCl
jenuh
7.
NaOH
0.2%
8.
Aquadest
Ø Cara Kerja
1.
Teknik Flotasi atau pengapungan :
·
Pisahkan sayuran antara batang dan
daunnya
·
Tampung daun dalam mangkok besar
·
Siapkan NaCl jenuh
·
Tambahkan kedalamnya larutan NaCl jenuh
sampai sayuran terendam sempurna
yang bertujuan agar telur cacing
mengambang karena berat jenis telur cacing lebih rendah daripada berat jenis
NaCl
·
Campur dan aduk secara merata
menggunakan spatula selama 35 – 45 menit
·
Ambil supernatant dan masukkan ke dalam
tabung reaksi sampai memenuhi tabung
·
Segera tutup dengan cover glass mulut
tabung biarkan selama 1 jam
·
Tempelkan cover glass tersebut pada
objek glass
·
Lalu periksa di bawah mikroskop pada
perbesaran 10 – 40 kali
2. Teknik Sedimentasi :
·
Pisahkan sayuran batang dan daun
·
Tampung pada mangkuk besar
·
Siapkan NaOH 0.2%
·
Tambahkan larutan NaOH 0.2 % sampai
sayuran terendam sempurna yang bertujuan agar telur cacing mengendap di bawah
karena berat jenis telur cacing lebih besar daripada berat jenis NaOH
·
Aduk dan campur secara merata
menggunakan spatula selama 30 – 45 menit
·
Ambil supernatant dan masukkan ke cawan
imhoof cone atau gelas piala biarkan selama 1 jam
·
Buang larutan yang jernih pada cawan
imhoof
·
Bagian bawah masukkan ke dalam tabung
centri fuge
·
Putar pada 2500 Rpm selama 10 menit
·
Buang supernatannya
·
Buang supernatant dan ambil sedimen
menggunakan pipet tetes lalu letakkan ke dalam objek glass
·
Tutup dengan cover glass
·
Lalu periksa di bawah mikroskop pada
perbesaran 10 – 40 kali
Ø Hasil
dan Pembahasan
Dari
hasil pemeriksaan parasit pada sayuran segar yang kami gunakan yaitu sayur
kemangi, ternyata positif mengandung telur cacing Ascaris Lumbricoides melalui
proses sedimentasi (NaOH) yaitu telur yang dibuahi dan termasuk pada
decorticated. Cacing ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit askariasis dan
hospesnya adalah manusia. Larva di pulmo menyebabkan syndrome Loeffler, juga
dapat menyebabkan bronco pneumonia. Cacing dewasa di dalam rongga usus dapat
menyebabkan ileus obstruktif. Bila cacing dewasa menetap di tempat – tempat
yang tidak biasa ( apendiks, peritoneum, saluran empedu, trakea ) disebut
infeksi ektopik.
Ø Kesimpulan
Sayuran
kemangi yang diperiksa ternyata mengandung telur cacing ascaris lumbricoides
yang dapat menyebabkan penyakit askariasis, sehingga sayuran kemangi tidak aman
untuk dikonsumsi jika tidak dicuci secara bersih.
DAFTAR
PUSTAKA
Gandahusada, Srisasi dkk. 1998. Parasitologi Kedokteran. Balai
Penerbitan FKUI, Jakarta.
Setyorini, A. C. dan Purwaningsih, E. 1999. Pengelolaan Koleksi
Spesimen Zoologi. Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor
Widyastuti, Retno dkk. 2002. Parasitologi. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Dropkin, V. H. 1992. Pengantar
Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University.Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar