Senin, 29 September 2014

PARASITOLOGI JAMUR

LAPORAN PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMERIKSAAN JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT, DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA
259706_159829887419125_7032827_o.jpg








AYU PERTIWI
P27833112026
NON REGULER / B

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2013
PEMERIKSAAN JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT, DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA
·      Lokasi
Pengambilan sample : Lingkungan Pondok Sosial Keputih Surabaya
Pemeriksaan sample : Laboratorium Parasitologi Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya

·      Waktu
Hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul 10.00 WIB

·      Tujuan
1.         Bisa melakukan pengambilan sample untuk pemeriksaan jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
2.         Dapat mengetahui bentuk dari jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.

·      Dasar teori
Mikologi  Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang    berarti Ilmu.  Mikologi merupakan ilmu yang  mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris  Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.
Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.
Jamur yang prinsip nutrisinya adalah heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan hidup sebagai pemakan sampah (saprofi t) maupun sebagai penumpang yang mencuri makanan dari inangnya (parasit). Jamur saprofit adalah jamur yang makanannya berupa senyawa organik yang telah diuraikan. Jamur ini memiliki enzim-enzim tertentu yang dapat merombak senyawa-senyawa organik. Biasanya jamur ini hidup dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada serasah atau batang kayu yang telah lapuk.
Jamur parasit adalah jamur yang menyerap makanan dari organisme yang ditumpanginya. Sifat parasit ini masih dapat dibedakan lagi menjadi parasit obligat dan parasit fakultatif.
Jamur parasit obligat adalah jamur yang hanya bisa hidup sebagai parasit. Bila ia berada di luar inangnya, maka ia akan mati. Contohnya adalah Pneumonia carinii (parasit pada paru-paru penderita AIDS), Epidermophyton fl oocosum (penyebab penyakit kaki atlet), dan Ustilago maydis (jamur parasit pada tanaman jagung). Sedangkan jamur parasit fakultatif adalah jamur yang di samping hidup parasit, ia juga bisa hidup sebagai saprofit. Jamur tersebut akan bersifat parasit ketika mendapatkan hospes. Jamur memiliki kemampuan hidup yang sangat mengesankan. Jamur juga dapat hidup pada suhu sekitar 22oC – 30oC. Bahkan ada beberapa jenis jamur yang dapat tumbuh dengan subur pada temperatur sekitar -5oC. Jamur juga dapat hidup pada tempat yang mengan dung gula atau garam. Dan sifat umum lainnya adalah jamur mampu memanfaatkan berbagai bahan makanan untuk memenuhi keperluan hidupnya, tetapi tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti halnya bakteri.
Dilihat dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk mengenal apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang termasuk jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces cerevisiae). Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa jamur mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Contoh jamur mikroskopis multiseluler adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat makroskopis, mudah diamati dengan mata telanjang, yang berukuran besar. Contoh jamur makroskopis adalah jamur merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia polytricha).
Jamur merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti), yaitu organisme yang inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang lengkap. Di dalam sel jamur terdapat sitoplasma dan nucleus yang kecil. Jamur memiliki bentuk tubuh bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun memanjang. Pada jamur bersel banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan sel yang membentuk benang, disebut hifa. Pada jamur yang sifat hidupnya parasit, hifa mengalami modifi kasi, disebut haustoria. Haustoria merupakan organ untuk menyerap makanan dari substrat tempat hidup jamur, dan organ ini memiliki kemampuan untuk menembus jaringan substrat.
Beberapa jaringan hifa akan membentuk miselium. Miselium merupakan tempat pembentukan spora dan juga sebagai alat reproduksi serta alat untuk mendapatkan makanan. Hifa juga bisa membentuk struktur yang disebut badan buah.  Badan buah merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah atau kayu yang lapuk. Badan buah dijumpai pada kelompok jamur tertentu.
Berdasarkan ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa septat uninukleus, dan hifa septat multinukleus. Beberapa jenis jamur memiliki hifa yang tidak bersekat. Didalam hifa tersebut terdapat banyak intisel (multinukleus) yang menyebar didalam sito- plasmanya. Bentuk hifa yang demikian disebut soenositik.. Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium. Kita mengenal ada 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif (berfungsi sebagai alat penyerap makanan) dan miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi).
1.         Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta
Yaitu hifa yang tidak mempunyai sekat atau septum. Istilah lain dari hifa tipe ini adalah soenositik. Hifa tersebut dapat dijumpai misalnya pada Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
2.         Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta berinti tunggal
Yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Meskipun demikian, inti sel dan sitoplasma dari ruang yang satu dapat berpindah ke ruang lainnya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pori pada sekat-sekat tersebut. Hifa tipe ini dapat dijumpai misalnya pada Puccinia graminis.
3.         Hifa septat multinukleus atau hifa bersepta berinti banyak
yaitu hifa yang disusun oleh sel-sel berinti banyak dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki inti sel lebih dari satu. Nectria cinnabarina merupakan contoh jamur yang memiliki tipe hifa seperti ini.
                  Jamur bersifat heterotrof, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan sendiri. Jamur tidak memiliki klorofi l, sehinggatidak bisa berfotosintesis. Jamur hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur dapat hidup secara saprofi t, parasit, dan simbiotik.
Kebanyakan jamur adalah bersifat saprofi t. Jamur tersebut memperoleh makanannya dari materi organik yang sudah mati atau sampah. Untuk memperoleh makannya, hifa jamur mengeluarkan enzim pencernaan, yang dapat merombak materi organik, menjadi materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh jamur. Jamur paying, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae), dan jamur tempe (Rhizopus oryzae) termasuk dalam kelompok jamur ini.
Beberapa jenis jamur, ada yang mendapatkan makanannya langsung dari tubuh inangnya. Jamur tersebut hidup sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya mempunyai hifa khusus, yang disebut haustoria. Bentuk hifa tersebut dapat menembus sel inang dan menyerap zat makanan yang dihasilkan inang. Jamur parasit tersebut sering menimbulkan penyakit pada tanaman, sehingga di bidang pertanian menyebabkan penurunan hasil panen. Pada manusia, jamur juga menyebabkan penyakit, misalnya penyakit kaki atlit (athlete’s foot) dan penyakit panu. Lihat Gambar 5.10. Beberapa jenis jamur ada yang membentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan. Dalam hal ini, jamur menyediakan materi organik bagi tumbuhan dan sebaliknya, jamur memperoleh materi organik dari tumbuhan. Selain itu beberapa jenis jamur ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta) atau ganggang hijau-biru (Cyanobacteria) membentuk lumut kerak atau Lichens.  

Jenis – jenis mikosis :
1.      Mikosis Superfisial, Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial, yaitu kulit, rambut, kuku.
Mikosis superfisial digolongkan menjadi dua :

1.            Dermatofitosis

Adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum kroneum pada epidermis, rambut, kuku yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita.
Contoh : Tinea Kapitis, Tinea Kruris, Tinea Korporis, Tinea Pedis, Tinea Ungunium, Tinea Barbae

2.            Non Dermatofitosis

Adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita.
Contoh : Tinea Versicolor, Tinea Nigra Palmaris, Piedra, Trichomycosis, Otomikosis

2.        Mikosis Kutan, Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial yang terkeratinisasi , yaitu kulit, rambut, kuku. Tidak ke jaringan yang lebih dalam.

3.      Mikosis Subkutan, Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.

4.      Mikosis Sistemik, Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan jaringan sebelah dalam. Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru, kemudian menyebar melalui darah. Masing-masing jamur cenderung menyerang organ tertentu. Semua jamur bersifat dimorfik, artinya mempunyai daya adaptasi morfologik yang unik terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau pertumbuhan pada suhu 37o C.







PEMERIKSAAN JAMUR KULIT, JAMUR RAMBUT, DAN JAMUR KUKU PADA MANUSIA

·      Lokasi
·         Pengambilan sample : Lingkungan Pondok Sosial Keputih Surabaya
·         Pemeriksaan sample : Laboratorium Parasitologi Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya


·      Waktu
Hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul 10.00 WIB

·      Tujuan
1.         Bisa melakukan pengambilan sample untuk pemeriksaan jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.
2.         Dapat mengetahui bentuk dari jamur khususnya jamur yang ada pada kulit, kuku, dan rambut.

·      Alat dan bahan
Ø  Alat
1.            Scapel
2.            Petridis
3.            Objek glass
4.            Cover glass
5.            Pipet tetes
6.            Pinset
7.            Kapas
8.            Gunting
9.            Mikroskop
10.        Baskom

Ø  Bahan
1.            KOH 10% dan 20%
2.            Alcohol 70%
3.            Sample jamur kuku, jamur kulit, dan jamur rambut

Ø  Cara kerja
a.      Jamur rambut
1.            Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2.            Buat KOH 20% dengan cara larutkan KOH 2 gram pada 200 ml aquades.
3.            Pilih rambut yang terputus – putus atau rambut yang warnanya tidak mengkilap lagi atau rambut yang pada saat diraba terdapat benjolan/terasa keras pada rambut tersebut.
4.            Potong rambut sesuai dengan kebutuhan menggunakan gunting.
5.            Letakkan rambut pada objek glass lalu tuangi KOH 20% sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes yang berfungsi agar hifa dan spora tidak lisis.
6.            Tutup dengan cover glass.
7.            Masukkan pada Petridis yang sudah terdapat kapas yang sudah basah.
8.            Fiksasi terlebih dahulu.
9.            Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.

b.      Jamur kulit
1.            Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2.            Buat KOH 10% dengan KOH 1 gram dilarutkan pada 100 ml aquades.
3.            Pilih area kulit yang akan diambil jamurnya.
4.            Bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang masih aktif, yaitu daerah pinggir terlebih dahulu.
5.            Bersihkan dengan alcohol 70% lalu dikerok dengan skapel hingga memperoleh skuama yang cukup.
6.            Letakkan skuama tersebut pada objek glass.
7.            Tetesi dengan KOH 10% dengan maksud melarutkan keratin kulit sehingga akan tinggal sekelompok hifa menggunakan pipet tetes lalu tutup dengan cover glass.
8.            Masukkan pada Petridis yang sudah terdapat kapas basah.
9.            Fiksasi terlebih dahulu.
10.        Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.

c.       Jamur kuku
1.            Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan.
2.            Buat KOH 20% dengan cara larutkan KOH 2 gram pada 200 ml aquades.
3.            Bahan yang diambil adalah bahan masa bahan detritus dari bawah kuku yang sudah rusak atau dari bahan kukunya sendiri. Warna kuku bisa kehitaman atau kekuningan.
4.            Kerok menggunakan skapel lalu letakkan pada objek glass.
5.            Tetesi dengan KOH 20% sebanyak 1 tetes menggunakan pipet tetes yang berfungsi agar hifa dan spora tidak lisis.
6.            Tutup dengan cover glass.
7.            Letakkan pada Petridis yang sudah terdapat kapas basah.
8.            Fiksasi terlebih dahulu.
9.            Amati pada mikroskop dengan perbesaran 10x.




Ø  Hasil dan pembahasan
Dari hasil pemeriksaan jamur pada manusia ternyata negative, tidak ada jamur kuku, jamur kulit, dan jamur rambut.
Identitas :
1.      Nama   :     Ibu Yogging
Asal     :    Surabaya   
Umur   :    55 tahun
Jamur rambut hasilnya negative ( - )
2.      Nama   :     Bapak Slamet
Asal     :     Tangerang
Umur   :
Jamur Kuku hasilnya negative ( - )

3.      Nama   :     Bapak Kasiman
Asal     :     Surabaya
Umur   :    
Jamur kulit hasilnya negative ( - )


Ø  Kesimpulan
      Dari pemeriksaan di atas bahwa sample jamur kuku, jamur kulit, dan jamur rambut yang diambil hasilnya negative. Mikosis superfisialis adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial, yaitu kulit, rambut, kuku. Dengan hidup bersih, mungkin dapat menekan pertumbuhan jamur/parasit yang dapat merugikan tubuh manusia itu sendiri.










DAFTAR PUSTAKA

http://ketutardika.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-jamur.html diakses hari kamis tanggal 18 April 2013 pukul 21.54 WIB

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110902013725AA7B1IZ diakses hari Jumat tanggal 19 April 2013 pukul 00.10 WIB

http://haiyulfadhli.blogspot.com/2013/01/mikosis-superfisialis.html diakses hari Jumat  tanggal 19 April 2013 pukul 01.05 WIB

http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/mikosis.html diakses hari Jumat tanggal 19 April 2013 pukul 01.18 WIB





Tidak ada komentar:

Posting Komentar