Sabtu, 27 September 2014

EKOLOGI KEANEKARAGAMAN HAYATI

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
 KEANEKARAGAMAN HAYATI/FLORA
“TANAMAN PERDU”










Kelas A Kelompok A
AYU PERTIWI
P27833112026


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2012
A.   Dasar Teori
·         Menurut Usmanbio : keanekaragaman hayati merupakan gabungan dari kata “keanekaragaman” dan “hayati”.  Keanekaragaman memiliki pengertian beranekaragam, bermacam-macam atau bervariasi.  Sedangkan hayati berarti kehidupan.  Oleh karena itu keanekaragaman hayati memiliki pengertian bermacam-macam keanekaragaman organisme (mahluk hidup) yang menunjukkan keseluruhan variasi dari tingkat gen, jenis (spesies) dan ekosistem pada suatu daerah.

·         Menurut Dhian Ekawati : Keanekaragaman hayati atau yang lebih dikenal dengan biodiversitas adalah keseluruhan variasi mahkluk hidup baik bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang dapat ditemukan pada tingkat gen, spesies, maupun tingkat ekosistem.

·         Pengertian keanekaragaman telah banyak ditulis oleh para ahli, seperti  yang ditulis oleh Resosoedarmo dkk. (1993) menyatakan bahwa pengertian keanekaragaman (diversity) spesies adalah jumlah spesies tumbuhan atau hewan yang hidup pada suatu tempat tertentu;  kemudian Ewusie (1990) menyatakan bahwa  pengertian keanekaragaman berarti keadaan berbeda atau mempunyai berbagai perbedaan dalam bentuk dan sifat; dan Pielou (1975) menyatakan pengertian keanekaragaman adalah suatu keragaman atau perbedaan antara anggota-anggota suatu kelompok.

·         Menurut Scribd : Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme.

·         Menurut Woentari : Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-prosesekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau biomatertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

·         Menurut Woentari : Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

·         Menurut Woentari : Keragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman hayati mencakup keragaman habitat, keragaman spesies (jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam spesies).

·         Menurut woentari :   Keanekaragaman Hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam suatu ekosistem tertentu, bioma, atau seluruh planet. Keanekaragaman Hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman Hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. Pada habitat darat, daerah tropis biasanya kaya sedangkan daerah-daerah kutub dukungan spesies yang lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massa. Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang telah ada di Bumi yang masih ada.

·         Menurut Wikipedia : Perdu atau semak adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya yang lebih rendah, biasanya kurang dari 5-6 meter. Banyak tumbuhan dapat berupa pohon atau perdu tergantung kondisi pertumbuhannya.

·         Menurut arti kata : tumbuhan berkayu yg bercabang-cabang, tumbuh rendah dekat dng permukaan tanah, dan tidak mempunyai batang yg tegak (spt kembang merak, puring).



B.     Cirri – Ciri
Tanaman perdu yang diamati antara lain :
·         Palem kuning
o   memiliki batang dan dahan yang berwarna cendrung kekuning kuningan, terutama bila cukup terkena sinar matahari
o   Beranak dengan tunas tunas mudanya sehingga menjadi rumpun
o   berkembang biak dengan biji
o   Tinggi tanaman sampai 4 meter
o   kuat terhadap cahaya matahari langsung
o   kuat di tempat yang kurang cahaya matahari langsung
o   Berakar serabut
·         Kaca piring
Ø  Tinggi tanaman 1 – 3 meter
Ø  Daun berbentuk bulat telur, tebal, permukaan daun berwarna hujai tua mengkilat
Ø  Bunga hany muncul sekuntum di ujung – ujung tangkai
Ø  Buah berwarna kuning dengan daun kelopak yang masih menempel, berbentuk oval dan tidak akan retak walaupun sudah matang dan kering.
·         Kemuning
Ø  Habitus: Pohon, tinggi 3-7 m. 
Ø  Batang: Berkayu, beralur, percabangan monopodial, coklat kotor. 
Ø  Daun: Majemuk, anak daun empat sampai tujuh, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau. 
Ø  Bunga: Majemuk, bentuk tandan, kelopak 2-25 mm, benang sari bentuk jarum, putih, putik satu, mahkota panjang 6-27 mm, lebar 4-10 mm, putih.
Ø   Buah: Buni, jorong, diameter ± 1 cm, masih muda hijau selelah tua merah. 
Ø  Biji: Kecil, lanset, putih. 
Ø  Akar: Tunggang, kuning keputih-putihan.
·         Kumis kucing
Ø  Akar
Berakar tunggang, bentuk bulat,  berkayu dan bercabang-cabang, ujung percabangan ukurannya semakin mengecil, berwarna putih kekuningan, panjangnya bisa mencapai lebih dari 25 cm. Batangnya berbentuk persegi empat agak beralur, berwarna hijau keunguan dan berdiameter sekitar 1,5 cm, bercabang-cabang dan pada ruas-ruas batang bagian bawah keluar akar.
Ø  Daun
Daun berbentuk bulat telur, lonjong, berwarna hijau,  panjang < 10 cm dan lebar 3 – 5 cm. Tangkai berbentuk bulat, berwarna ungu kehijauan, atau hijau tergantung varietas. Posisi daun pada batang berhadapan dan selang-seling, tulang daun bercabang-cabang.
Ø  Bunga
Bunga dibagi 2 yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk.
-    Bunga tunggal berbentuk bibir, mahkota berwarna putih atau putih keunguan. Bagian atas mahkota ditutupi rambut pendek berwarna putih keunguan. Ujung helai bunga berbentuk tumpul dan bundar. Benang sari mencuat keluar menyerupai kumis kucing, karena itu dikenal dengan nama kumis kucing.
-    Bunga majemuk keluar dari ujung percabangan, berwarna putih atau putih keunguan, panjang sekitar 7 – 29 cm dan ditutupi oleh rambut dengan panjang 1 – 6 mm, kelopak bunga berurat, pangkalnya berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian teratas gundul.
Ø  Biji
Biji kumis kucing yang masih muda berwarna putih kehitaman dan biji yang sudah tua berwarna cokelat kehitaman. Bentuk biji bulat lonjong, berukuran sekitar 1 mm.

·         Kembang Kertas
Ø  Batang tanaman bunga agak keras
Ø  Mempunyai duri yang tajam dan bercabang
Ø  Mempunyai sulur yang rapat, daun yang lebar dan berbetuk bujur tirus yang mampu membentuk rimbunan
Ø  Tanaman berukuran kecil dan berbentuk corong
Ø  Bunga hanpir menyerupai kertas

C.    Komponen
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
·         Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.

·         Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia.

·         Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur


Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang cocok,yang disebut habitat.Didalam ekosistem,setiap organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu .Hal ini dikenal dengan nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia.

Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi ,dan iklim.
1.     Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2.     Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3.     Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4.     Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
5.     Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
6.     Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihunikomunitas tertentu.


D.    Fungsi
Fungsi keanekaragaman hayati :
A.    Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
1)        Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
2)        Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
3)         Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.

B.     Sebagai sumber pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.

C.    Sebagai sumber plasma nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtinyang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.

Fungsi tanaman perdu :
·         Palem kuning
Ø  Sebagai tanaman hias di depan pekarangan
·         Kaca piring
Ø  Sebagai obat demam disertai mengigau
Ø  Sebagai obat sukar buang air seni, muntah
Ø  Sebagai obat diabetes mellitus
Ø  Sebagai obat sariawan
·         Kemuning
Ø  Sebagai obat memar
Ø  Sebagai obat datang bulan tidak teratur
Ø  Sebagai obat digigit serangga atau ular berbisa
Ø  Sebagai obat sakit gigi
·         Kumis kucing
Ø  Untuk melancarkan pengeluaran air kemih
Ø  Untuk mengobati batu ginjal
·         Kembang kertas
Ø  Sebagai tanaman di pekarangan
Ø  Untuk hiasan rambut
Ø  Untuk upacara pemakaman bagi kaum cina
Ø  Campuran bunga untuk mandian wangi

E.     Adaptasi
Tumbuhan perdu mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas cahaya paling rendah.

Adaptasi Tumbuhan Darat.

a. Untuk mengurangi penguapan air, bentuk penyesuaian tumbuhan adalah :
1)Menggugurkan daunnya pada musim kemarau panjang.
             Contoh : tumbuhan jati, akasia, randu, flamboyan.
2) Mematikan tubuh bagian yang di atas permukaanmbuhan yang sebagian tubuhnya tanah.       Tumbuhan yang beradaptasi dengan cara seperti ini tidak tampak di atas tanah sepanjang musim kemarau.
Contoh : Gramineae (padi-padian), Zingiberaceae (jahe-jahean), Liliaceae, Araceae
3)Daunnya kecil, berbentuk jarum atau berbentuk sisik, misalnya pada kaktus.
4)Daunnya tebal dan mempunyai sedikit stomata.
5) Stomata terletak di permukaan bawah daun, atau tersembunyi pada lekukan urat-urat daun.
6)Daun berlapis kutikula tebal dan berbulu.


b. Cara beradaptasi untuk menyediakan cadangan air dan untuk mendapatkan air yang cukup, yaitu :

1) Dalam batangnya terdapat jaringan untuk menyimpan air berupa jaringan spon
2) Mempunyai sel-sel akar dengan nilai osmosis tinggi sekali, sehingga dapat menghisap air yang melekat pada butiran-butiran tanah
3) Akar yang panjang, sehingga mempunyai jangkauan yang luas.

c. Tumbuhan higrofit beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lembab dengan cara :

1)Berdaun lebar dan tipis
2)Stomata banyak, terdapat pada permukaan atas dan bawah daun
3)Sering melakukan gutasi, yaitu penetasan air melalui tepi atau ujung daun.

d. Adaptasi tumbuhan untuk dapat menembus tanah dan menghisap zat-zat yang diperlukan akarnya dilindungi oleh tudung akar (kaliptra) yang kuat dan berlendir.




F.    Penggolongan Keanekaragaman Hayati
Pada dasarnya keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan kedalam tiga katagori:
1.     Keanekargaman gen (genetic diversity)
2.     Keanekaragaman spesies (spesies diversity)
3.     Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity)
Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen menunjukkan kepada variasi gen dalam suatu spesies, yaitu perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu spesies yang sama, misalnya keragaman gen yang terdapat pada ratusan varietas tradisional padi India. Sampai sekarang, tolok ukur keanekaragaman hayati telah dipakai terutama untuk memelihara spesies dan populasi pada kebun-kebun botani, disamping itu juga dipakai untuk spesies-spesies liar di alam.
Keanekaragaman Spesies
     Keanekaragaman spesies menunjukkan kepada keragaman spesies dalam suatu daerah. Keragaman seperti ini dapat diukur dengan banyak cara, para ilmuan tidak membuat suatu tolok ukur tunggal. Jumlah spesies dalam suatu daerah sering digunakan sebagai tolok ukurnya, namun tolok ukur yang lebih tepat adalah keanekaraman secara taksonomi (taxonomic diversity) yang mempertimbangkan hubungan antar spesies dalam suatu daerah.
Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem meliputi total keseluruhan keanekaragaman spesies maupun keanekaragaman gen yang terdapat pada daerah yang tergabung dalam suatu ekosistem tertentu. Keanekaragaman ekosistem dapat diukur dari jumlah spesies, distribusi dan bentuk interaksi di dalam komunitas ataupun ekosistem secara nasional maupun daerah tertentu suatu negara. Beberapa usaha juga telah mencoba membuat klasifikasi keanekaragaman ekosistem secara global, seperti keanekaragaman ekosistem daerah tropis.
Pengelolaan keanekaragaman hayati tidak cukup hanya mempertimbangkan keanekaragaman gen, spesies maupun ekosistem. Namun untuk membuat suatu managemen khusus dan kebijaksanaan tertentu, maka bentuk dan fungsinya pada keanekaragaman kebudayaan suatu masyarakat sangat penting untuk dilibatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar