Sabtu, 27 September 2014

EKOLOGI PRAKTEK PEKARANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
 “PEKARANGAN

259706_159829887419125_7032827_o.jpg










Kelas A Kelompok A
AYU PERTIWI
P27833112026



KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
Tahun 2012


§  LOKASI
         Pekarangan rumah
         Jl. Manyar Dukuh 39 Surabaya.

§   WAKTU
            Penelitian ekosistem pekarangan dilaksanakan pada hari Kamis, 29 November 2012. Penelitian dilakukan pada pukul 08.15 WIB

§  Alat dan Bahan
·   Alat
§  Thermometer
§  Hygrometer
§  Ph meter

·   Bahan
§  Pekarangan

§  TUJUAN
§ Untuk mengukur suhu pekarangan
§ Untuk mengukur ph pekarangan
§ Untuk mengukur kelembaban
§ Mengamati ekosistem yang ada di pekarangan
§ Mengidentifikasi komponen biotic maupun abiotik yang ada di pekarangan


§  HASIL PRAKTIKUM
Pada hari Kamis tanggal 29 November 2012 pukul 08.15 WIB telah dilakukan pengamatan tentang ekosistem pekarangan yang ada di JL. Manyar Dukuh 39. Komponen biotic yang ada di pekarangan antara lain adalah Kupu – kupu, Semut, Bunga kamboja, Bunga euphorbia, Daun sirih, Pohon mangga. Dan komponen abiotik yang ada di pekarangan antara lain adalah tanah, air, udara, dan batu.

                 Pengamatan ekosistem pekarangan di lakukan pada pagi hari pukul 08.15 WIB dengan suhu air 29ºC.
Ø   Suhu                                                           : 29ºC
Ø   Kelembaban                                                       :  58%
Ø   Ph tanah                                                              : 6
Ø   Biotik                                                                  : Kupu – kupu, Semut, Bunga kamboja,   
  Bunga Euphhorbia, Daun sirih, pohon       mangga.

Ø   Abiotik                                                               : Air, Tanah,  udara, Batu, cahaya matahari

§  Komponen Biotik
·         Kupu – kupu
Kupu-kupu & Ngengat
Seekor ngengat saturnid
Seekor ngengat saturnid
Kerajaan:
Divisi:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Lepidoptera
Suku
§  Superfamily Hesperioidea:
§  Hesperiidae anggi
§  Superfamily Papilionoidea:
§  Pieridae

                                                                                                                                   



Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti sisik, pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat (sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 – 140.000 spesies.
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.

Namun, secara lebih rinci pembagian tersebut dilakukan berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut : (1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan. (2) Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak. (3) Biasanya kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada malam hari. (4) Waktu istirakhat, sayap kupu-kupu berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak berdiri
·         Semut
            KLASIFIKASI SEMUT
Kingdom              : Animalia
Filum    
                 : Artropoda
Kelas    
                 : Insekta
Ordo     
                 : Hymenoptera
Upaordo              : Apokrita
Superfamili
         : Vespoidea
Famili   
                 : Formicidae

Secara khas, semut mempunyai tiga bagian tubuh yang jelas, yaitu:
a.       kepala,
b.      mesosoma/thorax
c.       metosoma/gaster.

Umumnya, ruas mesosoma pertama atau dua ruas mesosoma depan (yang berhubungan dengan toraks) lebih kecil dari pada yang lainnya sehingga tampak seperti pinggang. Ruas mesosomka basal yang kecil ini disebut pedisel atau petiol, biasanya mempunyai satu atau dua tonjolan yang disebut node, sedang ruas bagian belakangnya disebut metasoma/gaster. Kepalanya terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena yang membentuk siku (elbowed) dan kadang-kadang mempunyai oseli. Memiliki sting (bagi betina) yang berfungsi sebagai alat sengat. Sayapnya (bila ada) bening (membranus), dan sayap depan lebih luas dan panjang dari pada sayap belakang.

CARA HIDUP
 Semut adalah serangga sosial yang hidupnya dalam sarang yang lebih kurang bersifat permanen. Hidupnya dengan membentuk koloni. Ukuran koloni sangat bervariasi dan kebanyakan lokasinya di dalam tanah, kayu, dan diantara batu-batuan.

LINGKAR HIDUP SEMUT
Individu semut mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya. Telurnya sangat kecil dan berwarna putih seperti susu.Larva yang baru menetas berwarna putih seperti ulat dengan kepala menyempit ke arah depan. Larva pertama kali ini diberi makan oleh yang dewasa, larva generasi berikutnya diberi makan oleh pekerja. Setelah cukup makan dan beberapa kali molting (menyilih) akan berubah menjadi pupa. Pupa bentuknya seperti dewasa tetapi lebih lunak, berwarna putih krem, dan tidak aktif. Beberapa spesies, pupanya terselubung oleh kokon sutera.  Dewasa akan muncul dalam beberapa jam atau hari dan akan mengalami proses pengerasan dan penggelapan kutikula. Perkembangan dari stadium telur sampai menjadi dewasa berkisar 6 minggu lebih, tergantung spesies, tersedianya makanan, suhu, musim dan faktor lain.

·         Bunga Kamboja
     
Kemboja
Plumeria alba (Kemboja putih)
Plumeria alba (Kemboja putih)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Plumeria
Tourn. ex L.
7-8 spesies :
§  Plumeria rubra (dikenal juga sebagai Plumeria acuminata andPlumeria acutifolia)

Kemboja atau semboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang harum sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiappura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang.
Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias outdoor awalnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman kuburan.

·         Bunga Euphorbia
     
Euphorbia milii
Euphorbia Milii flowers.jpg
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
E. milii
Euphorbia milii
Desmoul.

Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Sekarang ini para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii. Salah satu Negara yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand. Selain Thailand, Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di Indonesia, euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
Milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.

Morfologi tanaman E. milii
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun E. milii berbentuk oval dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar.

·         Daun Sirih
       
Sirih
Selembar daun sirih
Selembar daun sirih
Kerajaan:
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. betle
Piper betle
L.
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.


·         Pohon Mangga
     
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
§  Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
§  Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
§  Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
§  Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.

·         Faktor Abiotik
·         Tanah
Menjadi media dan substrat bagi tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup bagi biota yang ada di dalamnya. Petakan kebun memiliki peran sebagai substrat tembat habitat hidup tanaman atau tumbuh-tumbuhan dan biota darat lainnya,. Selain itu petakan tambak berperan sebagai media juga berfungsi menampung air supaya biota dapat berinteraksi dengan memberi dan menerima nutrien ke dan dari tanah , bersama - sama mendukung proses kimia dan biologi dalam satu kesatuan unit ekosistem kebun.
·         Air
Menjadi media untuk perkembangbiakan ikan dan sebagai media untuk menyirami tanaman yang ada pada ekosistem kebun bibit 2
·         Udara
Tumbuhan memerlukan udara terutama oksigen untuk dapat melakukan respirasi sel dan hewan memerlukan oksigen untuk mereka hidup.
·         Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan factor penting dalam kehidupan sebagai sumber energy dari berbagai makhluk hidup yang ada pada pekarangan.








·        Kesimpulan
      Ekosistem pekarangan merupakan ekosistem yang di dalamnya terdapat komponen botik maupun komponen abiotik. Komponen biotic yang terdapat di dalamnya antara lain bunga kamboja, bunga euphorbia, pohon mangga, semut, dan kupu kupu. Komponen abiotik yang ada di dalam pekarangan antara lain tanah, batu, air, cahaya matahari, dan udara. Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Suhu yang ada di pekarangan yaitu 29o C dan mempunyai kelembaban 58%.

·        Saran
      Dari penjelasan di atas, maka pekarangan yang ekosistemnya sudah seimbang harus dijaga dengan baik. Namun alangkah baiknya jika tanaman yang ada di pekarangan ditambahi lagi.


















·        Dokumentasi









DAFTAR PUSTAKA












Tidak ada komentar:

Posting Komentar